Gue ya Gue, siapa elo?

Minggu, 30 September 2012

Karya Anggun :)

“ Si Gajah yang Serakah dan Si Kera yang Baik Hati “


Pada suatu pagi yang cerah, terlihat sekawanan gajah sedang santai menikmati hijaunya rerumputan dipinggir hutan. Tidak jauh dari sana ada dua ekor kera yang sedang asyik bermandikan segarnya air sungai.
Pada suatu hari dua ekor kera tersebut sedang memantau pohon pisang.
“Tidak lama lagi pisang itu akan masak” Kata Kera A
“Iya, kira-kira berapa lama?” Tanya Kera B
“Mungkin dua hari lagi.” Jawab Kera A
“Lama sekali, aku sudah tidak sabar ingin memakannya.” Sahut Kera B
“Bersabarlah, dua hari lagi kita kesini lagi, buah pisang itu kan masak dan   rasanya pasti lebih enak.” Jawab Kera A dengan bijak.
“Baiklah, kita akan kesini mengambilnya dua hari lagi, tapi bagaimana jika ada yang mendahului kita?” tanya Kera B dengan cemas.
“Tenanglah, bukankah hanya kita yang mengetahui tempat ini, jarang sekali penghuni hutan ini yang kemari.” Jawab Kera A
“Apa kau yakin?” Tambah Kera B
“Sudahlah, jika ada yang mengambilnya lebih dulu, mungkin memang pisang itu bukan hak kita”. Jawab Kera A
“Tapi....kan....”. Gerutu Kera B
“Sudah, ayo kita pergi, dan datang kesini dua hari lagi” Ajak Kera A
“Baiklah”. Jawab Kera B dengan kesal.
Dan kedua ekor kera itu berlalu meninggalkan tempat itu. Tanpa mereka sadari bahwa ada seekor gajah yang sejak tadi memantau gerak-gerik kedua ekor kera tersebut.
“Hahaha, dasar kera-kera bodoh, ada makanan enak seperti itu malah ditinggal begitu saja, besok aku akan kesini lagi dan mengambilnya lebih dahulu, hahaha.” Kata Si Gajah.

Kemudian gajah itu berlalu juga meninggalkan tempat itu menuju kawanannya.
Siang itu cuaca panas sekali, tidak seperti hari-hari biasanya,mungkin karena musim kemarau akan segera datang. Siang itu diatas pohon yang rindang dua ekor kera yang bersahabat ini sedang asyik bergelantungan di dahan sambil memakan buah jambu merah yang segar  kesukaannya,  selain buah pisang tentunya.
“Buah pisang itu sudah masak belum ya?” Tanya Kera B
“Dua hari lagi.” Jawab Kera  A sambil mengunyah buah jambu.
“Aku tidak sabar ingin memakannya, ayo kita lihat buah pisang itu.” Tambah Kera B
“Habiskan jambu itu, barulah besok kita kesana.” Bujuk Kera A
“Tidak, sekarang juga aku harus kesana dan melihat pisang itu. Jangan-jangan ada yang mencurinya.” Pikir Kera B
“Baiklah, jika itu mau mu,pergilah ! aku disini saja”. Jawab Kera A
Lalu Kera B berlalu meninggalkan Kera A yang sedang asyik menikmati buah jambu.
Tidak berapa lama kemudian Kera B sudah tiba ditempat dimana pohon pisang itu berada. Betapa terkejutnya Kera B ketika ia melihat buah pisang itu diambil oleh Si Gajah.
“Hahaha, akhirnya pisang ini milikku, lumayan untuk makan siang, bosan juga makan rumput tiap hari.” Kata Si Gajah
“Hey, kau gajah gendut, kembalikan pisang kami !” Teriak Kera B
“Hahaha, enak saja, aku yang mengambilnya lebih dahulu, jadi pisang ini milikku.” Timpal Si Gajah
“Tidak bisa, kami yang lebih dahulu mengetahui pohon pisang itu, jadi kami yang lebih berhak.” Tegas Kera B
“Baiklah. Begini saja, bagaimana kalau pisang ini kita bagi dua saja?” Bujuk Si Gajah
“Emmm....” Kera B sedang berpikir
“ Sudah, jangan terlalu lama berpikir, atau aku berubah pikiran, mau atau tidak?” Desak Si Gajah.
“Tidak, aku tidak mau. Tidak semudah itu kau membodohiku. Kalau aku membagi pisang itu denganmu, pasti aku hanya dapat bagian sedikit saja, kau kan serakah dan makanmu juga banyak. Lalu, pasti sahabatku juga tidak akan dapat bagian, padahal dia yang memberitahuku pohon pisang ini.
“Hahaha...ya sudah, pisang ini milikku, ambil saja kalau kau bisa.” Ejek Si Gajah
“Huh sial.” Desah Kera B

Kemudian Si Gajah berlalu membawa pisang itu. Kemudian Kera B buru-buru pergi meninggalkan tempat itu dan memberitahu Kera A tentang peristiwa yang baru saja terjadi. Alangkah terkejutnya Kera B ketika sampai dipohon rindang tempat Kera A beristirahat tadi.
“Kemana dia padahal ada hal penting yang harus aku ceritakan?” Pikir Kera B
Kemudian Kera B tertidur didahan karena panas dan lelahnya hari ini.
“Pagi yang cerah sekali, sungguh indah. ” Kata Kera A
Kera B pun seketika terbangun.
“Kapan kau kembali?” tanya Kera B
“Semalam.” Jawab Kera A sambil tersenyum
“Ada hal yang ingin aku ceritakan padamu” Kata Kera B
“Apa? masalah pisang?” Tanya Kera A
“Iya, tapi ini bukan masalah....” Jelas Kera B belum selesai bercerita
“Iya, aku sudah tahu, Si Gajah mengambil pisang milik kita bukan?” Sela Kera A
“Kau sudah tahu? Darimana?” Jawab Kera B dengan penasaran
“Sudah itu tidak penting, yang terpenting saat ini adalah bahaya kemarau yang sudah mulai mengancam kita, sumber makanan  mulai berkurang, dan sumber-sumber air pun mulai kering.” Jelas Kera A
“Lalu bagaimana nasib kita, saudara-saudara kita?  pasti sebentar lagi terjadi kekacauan, semua ingin menang sendiri, tidak ada yang saling peduli lagi.” Papar kera B dengan cemas
“ Tenanglah.” Bujuk Kera A
“Kau selalu menyuruhku tenang, padahal kau tahu kita sedang mengalami masalah besar.” Gerutu Kera B
“Baiklah, mungkin aku harus meceritakan semuanya padamu agar kau tenang, tapi berjanjilah kau tidak akan mengatakan hal ini pada siapapun?” Tutur Kera A
“Baiklah, aku berjanji”. Jawab Kera B
“Sebenarnya ketika kita menemukan pohon pisang itu, aku sudah tahu kalau Si Gajah serakah itu mengintai kita. Apa kau ingat bahwa kita sering kehilangan cadangan makanan kita? Itu adalah ulah Si Gajah serakah itu.” Jelas Kera A
“Kenapa kau tidak memberitahuku, kalau begitu kita harus membalas perbuatan gajah serakah itu.” Jawab Kera B dengan menggebu-gebu
“Sudahlah, itu tidak baik, yang penting kita sudah tahu pelakunya. Ayo ikutlah denganku?” Ajak Kera A
“Baiklah.” Sahut Kera B

       Kemudian Kera A mengajak sahabatnya itu masuk kedalam sebuah gua, disana terdapat ratusan tandan pisang, dan Kera A pun menjelaskan bagaimana caranya sehingga ia dapat mengumpulkan pisang sebanyak itu. Dan betapa terkejutnya Kera B akan kegigihan sahabatnya itu, bahkan ia sendiri tidak sempat membantu bahkan memikirkan hal itu, Kera B pun sangat gembira dan kagum dengan tindakan sahabatnya itu. Setiap siang hingga malam Kera A mengumpulkan pisang-pisang dari segala penjuru dihutan itu, itu semua ia lakukan agar ia, sahabatnya, dan kawanannya tidak kelaparan jika musim kemarau telah datang.
Musim kemarau benar-benar datang, rumput-rumput yang tadinya hijau kini berubah menjadi kuning, tanah yang tadinya subur kini menjadi gersang, dan air sungai yang tadinya mengalir deras kini kering kerontang. Bahkan banyak binatang dihutan itu yang kelaparan dan akhirnya mati, yang masih bertahanpun kian lama semakin berkurang karena berpindah ketempat lain.
Siang itu kedua kera yang bersahabat itu sedang asyik bergelantungan sambil menikmati pisang milik mereka. Tidak lama kemudian lewatlah Si Gajah yang serakah itu, berjalan melewati kedua kera itu.
“Hai Gajah gendut, sedang apa kau disini? Hahaha” Ejek Kera B ambil melempar kulit pisang
“Dasar kera sialan! Apa urusanmu?” Lontar Si Gajah
“Pasti kau kelaparan, kasian sekali kau, hahaha” Tambah Kera B
“Itu kau sudah tahu, tidak usah banyak bicara kalau kau tidak bisa membantuku”. Jawab Si Gajah
“Tenanglah Gajah, kami bisa membantumu.” Tengah Kera A
“Apa? Kau yakin kita akan membantunya?” Sahut Kera B sambil melotot pada Kera A
“Tentu saja, bukankah kita memiliki persediaan makanan yang sangat banyak, jika hanya kita yang memakannya lama akan habisnya, dan lama-lama bisa busuk.” Jelas Kera A
“Iya aku mengerti, bukankah dia sudah jahat terhadap kita? Dan dia jugalah yang telah mengambil makanan kita selama ini,  kau lupa?” Jelas Kera B
“Iya, aku tidak lupa, bukankah kita harus menolong yang membutuhkan bantuan kita, bukankah kita harus berbagi”. Papar  Kera A
“Iya, memang benar.” Jawab Kera B sambil mengangguk dan menyesali perkataannya.
“Nah, satu lagi, ingat pesan orang tua kita dahulu, janganlah kamu terus-menerus mengingat keburukan orang lain, karena mungkin suatu saat orang yang kita perlakukan secara buruk akan membantu kita dikemudian hari.” Tambah Kera A
Kemudian kedua kera bersahabat itu membagi makanannya pada Si Gajah. Sejak saat itu hingga musim terus berganti, kedua kera itu bersahabat dengan Si Gajah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar